Terkuak Misteri Gravitasi Mesin Waktu Bisa Menjadi Kenyataan


Sejak dari pendidikan dasar hingga pendidikan lanjutan, kita mengenal gravitasi hanya sebatas ; gaya tarik-menarik  yang terjadi antara semua partikel  yang mempunyai massa di alam semesta. Tidak pernah dijelaskan secara spesifik dan ilmiah apakah gravitasi itu? Apa yang menyebabkan gravitasi?
Secara spesifik ilmuwan pun masih bingung dibuatnya dan termasuk misteri terbesar dalam dunia sains khususnya astronomi. Walaupun gravitasi telah dipelajari sejak zaman Newton, namun bidang ini masih sedikit sekali diketahui oleh ilmu pengetahuan masa kini, dan menimbulkan misteri bagi seluruh ilmuwan selama berabad-abad lamanya.
Gravitasi tidak bisa dijelaskan oleh mode standar fisika. Awalnya, para teoretisi meyakini bahwa gravitasi mungkin ada kaitannya dengan partikel kecil yang tak bermassa bernama graviton yang menimbulkan gaya gravitasi.
“Gravitasi sama sekali berbeda dengan gaya lain yang bisa dideskripsikan dalam model standar, karena gravitasi tak memilik standar. Saat Anda mengerjakan perhitungan interaksi gravitasional kecil, maka Anda akan mendapat jawaban yangngawur. Matematika sama sekali tak bisa bekerja,” kata Mark Jackson, pakar fisika teori dari Fermilab di Illinois AS.
Namun pada Kamis (11/02/2016) lalu, Laser Interferometer Gravitational – Wave Observatory, secara resmi mengumumkan penemuan adanya gravitational waves atau“gelombang gravitasi” pertama yang terdeteksi oleh umat manusia.
akhirnya ilmuwan di pusat penelitian LIGO yaitu singkatan dari 
Seluruh ilmuwan, terutama para ahli fisika dan astronomi pun bersorak. Penemuan ini dianggap sangat penting, bahkan sejajar dengan penemuan “Partikel Tuhan” beberapa tahun lalu.
Bahkan, bila Albert Einstein masih hidup, mungkin dia akan sangat bahagia karena salah satu prediksinya terbukti benar. Lalu timbul pertanyaan mendasar yang masih awam, apakah sejatinya gelombang gravitasi itu?
Penemuan terbesar abad ini yang sangat penting
Apakah Anda masih ingat saat “Partikel Tuhan” atau Higgs Boson ditemukan beberapa tahun lalu? Nah, penemuan gelombang gravitasi sama pentingnya dengan penemuan partikel Tuhan. 
Mengapa penemuan gelombang gravitasi sangat teramat penting? Bahkan mungkin lebih penting dari partikel Tuhan? Sebab teori relativitas Albert Einstein yang disampaikan di tahun 1916 atau seratus tahun lalu itu, berlandaskan pada gelombang gravitasi.
Keberadaan gelombang gravitasi termasuk melingkupi teka-teki tentang Blackholeatau Lubang Hitam hingga Konsep Ruang dan Waktu, yang semuanya ada kaitannya dengan gelombang gravitasi ini.
Teori relativitas Einstein sendiri selama ini telah dipelajari oleh jutaan ilmuwan dari seluruh penjuru dunia karena merupakan kunci dari Fisika Atom hingga Fisika Nuklir, bahkan hingga Mekanika Kuantum. Cabang-cabang sains inilah yang akan membuat manusia bisa lebih mengerti tentang segala hakikat dari alam semesta.
“Penemuan gelombang gravitasi ini adalah terobosan terbesar dalam dunia Fisika setelah puluhan tahun. Semua hal yang ada di astronomi layaknya adalah seperti mata, dan penemuan gelombang gravitasi ini membuat astronomi layaknya mulai mempunyai telinga. Kita belum pernah mempunyai telinga sebelumnya,” ujar Szaboles Marka, salah satu ilmuwan dari Universitas Columbia.
Mengenal Gelombang Gravitasi
Jika Anda sudah menonton film Superman – Man Of Stell , anda tentu teringat salah satu adegan dimana Jendral Zod dengan emosinya menggunakan senjata penghancur yang terdapat pada pesawat luar angkasa miliknya untuk mengacaukan gravitasi yang dimiliki bumi. Seperti itulah kira-kira gelombang gravitasi digambarkan.
Istilah gelombang gravitasi pertama kali diperkenalkan oleh Albert Einstein di tahun 1916 dalam makalahnya tentang teori relativitas umum. Dalam fisika, gelombang gravitasi adalah riak dalam lengkung ruang-waktu yang bergerak dalam bentuk gelombang menjauhi sumbernya.
Keberadaan gelombang ini diprediksi pada tahun 1916 oleh Albert Einstein sebagai dasar teori relativitas umum yang dipaparkannya. Namun kala itu keberadaan peralatan berteknnologi canggih seperti komputer dan lainnya untuk simulasi dan percobaan di dalam laboratoriumnya belum ada.
Dalam prediksi Albert Einstein itu menjelaskan bahwa gelombang gravitasi dapat mengangkut energi dalam bentuk radiasi gravitasi (gravitational radiation).
Gelombang ini terbentuk akibat Invariansi Lorentz atau Lorentz covariance dalam relativitas umum yang menjelaskan bahwa segala pergerakan interaksi fisik dibatasi oleh kecepatan cahaya.
Dalam fisika, Simetri Lorentz, nama untuk Hendrik Lorentz, adalah “fitur alam yang mengatakan bahwa hasil eksperimen iyalah independen dari orientasi atau dari dorongan kecepatan dalam laboratorium melalui sebuah ruang”.
Sedangkan Invariansi Lorentz, yang merupakan konsep terkait, adalah kunci ruang-waktu (spacetime) yang mengikuti teori Relativitas Khusus (special theory of relativity).
Lorentz kovarians memiliki dua kovarian berbeda, tetapi keduanya saling terkait erat, yaitu Kuantitas Fisik (a physical quantity) dan Persamaan (an equation) yang terdiri dari satu atau beberapa variabel.
Sebaliknya, gelombang gravitasi tidak dapat terbentuk dalam teori Gravitasi Newtonyang menyatakan bahwa interaksi fisik bergerak dengan kecepatan tak terhingga.
Menurut Einstein, dimensi ruang dan waktu tidak terpisah, melainkan terhubung menjadi satu lapisan dimensi, ruang dan waktu. Dan hanya gravitasi saja yang bisa berpindah melalui dimensi ini.
Objek-objek angkasa dengan massa dan gravitasi yang sangat besar, seperti bintang, mampu membuat lapisan dimensi ruang dan waktu ini terpengaruh dan melengkung. Ibarat kita meletakkan sebuah bola besi di atas kasur busa.
Dalam fisika, ruang waktu adalah permodelan matematika yang mengkombinasikan ruang dan waktu menjadi satu kontinuitas. Ruang-waktu biasanya digambarkan dengan ruang secara tiga dimensi, dan waktu memainkan peran sebagai dimensi keempat yang merupakan bagian yang berbeda dari dimensi spasial.
Berdasarkan perspektif ruang Euclidean, alam semesta memiliki tiga dimensi ruang ditambah dengan waktu.
Dengan mengkombinasikan ruang dan waktu menjadi satu manifol, para ahli fisika telah secara signifikan menyederhanakan sejumlah besar teori dalam fisika dan memahami secara lebih seragam mengenai cara kerja alam semesta dalam lingkup ilmu kosmologi dan mekanika kuantum.
Lengkungan dimensi ruang dan waktu ini juga yang membuat objek langit, termasuk cahaya, mengelilingi bintang tadi dalam lintasan melingkar.
Semakin besar benda, semakin besar pula lengkungan dimensi ruang dan waktu yang terjadi, mengingat objek angkasa yang ukurannya raksasa dapat bergerak atau bahkan bertubrukan, maka akan terjadi ibarat “riak air” di dimensi ruang dan waktu.
Ibarat munculnya riak air saat kita menjatuhkan batu ke dalam kolam, maka riak-riak dimensi ruang dan waktu itulah yang dikenal sebagai gelombang gravitasi.
Sebelum gelombang gravitasi ini terdeteksi, sudah ada bukti-bukti secara tak langsung mengenai keberadaannya. Misalnya, pengukuran sistem biner pada pulsar Hulse–Taylor yang juga dinamakan dengan kode pulsar PSR B1913+16 yang menunjukkan bahwa “gelombang gravitasi” bukan hanya sekadar hipotesis.
Sulit mendeteksi Gelombang Gravitasi
Sayangnya, gelombang gravitasi sangat sulit dideteksi dari Bumi. Karena selain lemah, gelombang ini tidak bisa dilihat seperti halnya sinar infra merah, tetapi hanya bisa didengar.
Oleh karena itu, ilmuwan Bumi membangun dua pusat detektor gelombang gravitasi bernama LIGO (Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory).
Pada tahun 2016, beberapa pendeteksi gelombang gravitasi sudah mulai beroperasi. Salah satu di antaranya adalah Advanced LIGO (Laser Interferometer Gravitational – Wave Observatory) yang beroperasi sejak bulan September 2015.
Bulan Februari 2016, tim Advanced LIGO mengumumkan bahwa mereka telah mendeteksi gelombang gravitasi dari proses menyatunya lubang hitam.
Ada dua LIGO dibangun di Amerika Serikat yang keduanya khusus untuk membuktikan kebenaran ramalan Einstein itu, kedua stasiun LIGO itu ialah:
LIGO mempunyai dua struktur yang lurus mirip lengan panjang yang disebut sebagaiinterferometer, bentuknya menyerupai huruf  ‘L’ yang fungsinya mirip antena untuk menangkap gelombang radio, tapi pada LIGO yang ditangkap adalah gelombang gravitasi.
Juga tak seperti antena biasa, pada LIGO struktur panjang yang mirip antena itu bentuknya berupa ruangan panjang yang atapnya setengah lingkaran, mirip terowongan, dan berisi detektor.
Detektor yang berada di dalamnya terdiri dari bahan metal bulat padat mirip tabung yang besarnya seukuran tong dan disambung-sambungkan secara berjajar.
Panjang struktur antena yang lurus pada LIGO  ini, masing-masing bisa mencapai hingga 4 kilometer.
LIGO dioperasikan oleh ilmuwan dari Institut Teknologi Massachusetts (Massachusetts Institute of Technology / MIT) dan juga dari California Institute of Technology.
Pusat pengamatan ini dibiayai olehNational Science Foundation (NSF) dan mempunyai 1000 anggota dari 15 negara.
Cara kerja LIGO adalah saat gelombang gravitasi tertangkap, maka partikel cahaya
yang tersimpan pada kedua lengan LIGO yang panjang akan terpengaruh dan melambat.
Bila LIGO di Washington dan Lousiana sama-sama menangkap sinyal, itu berarti bahwa gelombang gravitasi yang menerpa Bumi adalah asli, dan hal itu kali pertama telah terjadi pada hari Senin 14 September 2015 lalu.
Maka, misteri gravitasi yang selama ini membuat kening berkerut para ilmuwan sejagat selama puluhan tahun oleh ramalan Albert Einstein itu pun, sedikit demi sedikit mulai terkuak!
Asal Gelombang Gravitasi
Gelombang gravitasi yang dapat terdeteksi dari planet Bumi diduga berasal dari sistem bintang biner (bintang ganda) yang terdiri atas bintang Katai Putih (white dwarf) dan Bintang Neutron (neutron star) dan juga Lubang Hitam (blackhole).
Bintang Katai Putih, juga disebut katai degenerasi, adalah bintang kecil yang sudah tidak lagi bersinar, terdiri dari materi terdegenerasi. Katai putih diduga sebagai tahap evolusi terakhir bintang bermassa kecil dan menengah.
Sementara itu, Bintang Neutron adalah jenis bintang padat yang bisa dihasilkan dari keruntuhan gravitasi sebuah bintang berukuran besar setelah terjadi supernova.
Sedangkan Lubang Hitam adalah bagian dari “ruang-waktu” (spacetime) yang merupakan gravitasi paling kuat, bahkan cahaya tidak bisa kabur. Teori Relativitas Umum memprediksi bahwa butuh massa besar untuk menciptakan sebuah Lubang Hitam yang berada di Ruang Waktu.
Objek yang saling memutari kemudian menumbuk menjadi satu. Tumbukan antar objek-objek langit itu kemudian menghasilkan gelombang gravitasi berupa denyutan-denyutan, mirip riak pada permukaan air ketika melempar batu ke genangan air, namun riak yang bergerak dengan dorongan secepat cahaya.
Dan dari tumbukan itu juga, menghasilkan gelombang gravitasi yang sangat dahsyatnya yang kemudian terpancar ke segala penjuru alam semesta hingga jarak milyaran tahun cahaya.
Menurut data LIGO, gelombang gravitasi yang ditemukan ini sejatinya telah tercipta 1,3 miliar tahun lalu melalui tabrakan dua buah Lubang Hitam raksasa yang terletak miliaran tahun cahaya dari Bumi.
Jadi pastinya, jika semakin jauh sebuah objek dari Bumi, maka semakin tua objek tersebut. Itu artinya bahwa gelombang gravitasi tersebut sampai di Bumi setelah melalui perjalanan yang sangat panjang.
Dua buah Lubang Hitam tersebut mempunyai massa 29 dan 36 kali lebih besar daripada Matahari. Setelah keduanya bergabung, maka jadilah sebuah Lubang Hitam raksasa (Super Masive Blackhole) dengan massa setara 62 massa Matahari.
Proses penggabungan dua Lubang Hitam ini menimbulkan akselerasi atau gerakan berupa dorongan gelombang maha dahsyat, yang akhirnya menghasilkan gelombang gravitasi yang mendistorsi dimensi ruang dan waktu hingga jarak bermilyar-milyar bahkan trilyunan tahun cahaya darinya.
Di sekitar pusatnya, gelombang gravitasi yang terbentuk menghasilkan energi 50 kali lebih dahsyat dibandingkan dengan semua bintang di alam semesta jika digabung! Dan kecepatan akselerasi gelombangnya adalah berkecepatan cahaya!
Namun, karena jarak waktu yang sangat jauh, ketika gelombang tersebut sampai di lengan detektor pada sensor di Bumi, yang terdengar hanyalah bunyi yang mirip seperti suara ‘kicauan’.
Begitu besarnya daya dari gelombang gravitasi ini, walau sangat teramat jauh sekali jaraknya, namun gelombang gravitasi itu masih dapat membuat planet-planet di Tata Surya kita, bahkan seluruh galaksi, tetap memiliki gravitasi untuk waktu yang sangat lama, hebat ya! Maha Besar Allah dengan semua yang diciptakanNya.
Kemungkinan Pembuatan Mesin Waktu
Meski menjelajah waktu bukanlah hal yang ilmiah, ternyata hal tersebut bisa saja dilakukan setalah ditemukannya gelombang gravitasi ini. Hal itu berdasarkan teori relativitas yang diperkenalkan Albert Einstein pada awal abad ke 20 lalu, di mana massa dan gravitasi berhubungan erat dengan waktu.
Dengan menggunakan teori matematika yang pernah kita pelajari di sekolah, yakni teori Pythagoras, serta bantuan dari ‘formula pelebaran’ inisiasi Einstein, waktu dapat melambat bagi seseorang dengan gerakan yang cepat.
Teori Einstein mengatakan jika kita ingin melambatkan waktu, atau dengan kata lain: menjelajah waktu, kita harus bergerak dengan sagat cepat. Misal kita akan pergi dari Bumi ke suatu planet di tahun 2000 hingga tahun 2032, dan kita pergi dengan kecepatan 95 persen dari kecepatan cahaya, atau 285.000 kilometer per detik.
Maka ketika kita kembali ke Bumi, kalender akan menunjukkan tahun 2010, bukan 2032. Kita akan lebih muda 22 tahun dari semua hal yang ditinggalkan sebelumnya. Inilah ‘pelebaran waktu’ yang mampu melambatkan waktu.
Jadi, hal yang perlu dilakukan untuk membangun mesin waktu, adalah kita harus bisa berpindah tempat dengan kecepatan 285.000 kilometer per detik. Hal yang masih sangat mustahil dilakukan.
Meskipun nantinya ada teknologi yang mungkin mampu untuk mencapai kecepatan ini, tapi tubuh manusia tak bisa tahan dengan tekanan yang disebabkan kecepatan tinggi tersebut. Jadi, walau penjelajahan waktu mungkin dapat dilakukan, namun sangat sulit. Caranya? Frank Tipler mampu menjawabnya.
Dilansir dari CNN, seorang professor bernama Frank Tipler mempublikasikan sebuah jurnal tentang bagaimana cara membuat mesin waktu. Jurnal tersebut bernamaTipler Cylinder, yang ternyata telah dipublikasikan tahun 1974 lalu. Mesin ini mampu membawa kita ke masa lalu.
Untuk membuat mesin waktu menurut Tipler, yang pertama dilakukan adalah membuat silinder yang sangat besar, kira-kira berdiameter 100 kilometer. Silinder ini pun harus memiliki massa yang sangat besar, dan sangat padat.
Jika sudah terpenuhi, silinder tersebut harus berputar dengan sangat cepat, hingga mampu mengganggu susunan ruang dan waktu. Jika hal ini sudah terpenuhi, makagelombang gravitasi akan muncul dari struktur ini.
Teorinya, jika ada seseorang yang mampu mengikuti putaran dari silinder ini, waktu yang biasa berjalan maju, akan berjalan mundur. Semakin lama seseorang mengikuti rotasi silinder, maka semakin lama pula waktu akan kembali ke belakang.

Sumber : Dikutip dari berbagai sumber






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tradisi Unik!! Hubungan Badan di Malam Pertama Di jadikan Tontonan

Wanita Ini Membongkar Cara Berjalan Di Atas Air

Rahasia Menaklukan Setan, Jin, Iblis !!